Tugas 4 - Project Life Cycle

  

Assalamualaikum semua diblog kali ini saya akan merangkum dan menuliskan pendapat saya serta dari beberapa sumber mengenai Project Development Life Cycle serta metodologi pengembagan perangkat lunak.

Selamat membaca.

           

SDLC(System Development Life Cycle)



Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, AK., CA. (2017),SDLC (System Development Life Cycle) adalah proses logika yang digunakan oleh seorang analis sistem untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirments, validation, training dan pemilik sistem. SDLC(System Development Life Cycle)  terdiri dari beberapa tahapan, yang umum diajarkan pada mapel rekayasa perangkat lunak atau analis sistem, ia terdiri dari 6 tahapan, yakni:

§  Planning (Perencanaan)

§  Analysis (Analisis)

§  Design (Desain)

§  Implementation (Implementasi)

§  Testing & Integration (pengetesan dan pengintegrasian)

§  Maintenance (perawatan)

 

Project Development Life Cycle


Siklus proyek atau project life cycle adalah phase atau tahap pengerjaan project dari awal sampai akhir. Terdapat 4 fase atau tahapan dalam Project Development Life Cycle :

·  Fase 1 - Initiation

Project Initiation adalah tahap inisiasi. 

Output tahap inisiasi diantaranya dokumen proyek yang berisikan nama proyek, biaya proyek dan penunjukan manejer proyek. Dokumen ini akan dijadikanacuan dasar oleh manejer proyek untuk melakukan proses proyek selanjutnya. Langkah-langkah untuk fase inisiasi proyek dapat mencakup hal-hal berikut:

·   Melakukan studi kelayakan : Identifikasi masalah utama yang akan dipecahkan oleh proyek dan apakah proyek tersebut akan memberikan solusi untuk masalah itu

·   Mengidentifikasi ruang lingkup : Tentukan kedalaman dan luasnya proyek

·   Mengidentifikasi Stakeholder : Mencari tau siapa yang dipengaruhi proyek dan apa kebutuhan mereka

·   Mengembangkan bisnis: Gunakan kriteria di atas untuk membandingkan potensi biaya dan manfaat proyek untuk menentukan apakah proyek tersebut bergerak maju

·   Mengembangkan pernyataan kerja : Dokumentasikan tujuan, ruang lingkup, dan hasil proyek yang telah Anda identifikasi sebelumnya sebagai perjanjian kerja antara pemilik proyek dan mereka yang mengerjakan proyek

 

·  Fase 2 – Planning

            Setelah proyek disetujui,berdasarkan kasus bisnis yang dibuat, pernyataan kerja, atau dokumen inisiasi proyek, selanjutnya ke tahap perencanaan. Selama fase siklus hidup manajemen proyek ini, hal selanjutnya yang dilakukan adalah memecah proyek yang lebih besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, membangun tim , dan menyiapkan jadwal untuk penyelesaian tugas. Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling penting yang membutuhkan banyak waktu dan personel yang terlibat sesuai dengan besar kecilnya proyek. Output dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek, gambar detail disain, skop pekerjaan, data teknis, jadwal proyek, jadwal pekerja, jadwal material / pembelanjaan, prosedur-prosedur, dan hal-hal detail lainnya. Tahap perencanaan ini merupakan kunci keberhasilan tahap proyek selanjutnya. Langkah-langkah untuk fase perencanaan proyek dapat mencakup hal-hal berikut:

·   Membuat rencana proyek : Identifikasi jadwal proyek, termasuk fase proyek, tugas yang harus dilakukan, dan kemungkinan kendala

·   Membuat diagram alur kerja

·   Memperkirakan anggaran dan membuat rencana keuangan: Gunakan perkiraan biaya untuk menentukan berapa banyak yang harus dikeluarkan untuk proyek untuk mendapatkan pengembalian investasi yang maksimal

·   Mengumpulkan sumber daya

·   Mengantisipasi risiko dan potensi hambatan kualitas: Identifikasi masalah yang dapat menyebabkan proyek terhenti saat merencanakan untuk mengurangi risiko tersebut dan mempertahankan kualitas dan waktu proyek

·   Mengadakan pertemuan awal  proyek : Membuat garis besar proyek sehingga mereka dapat segera mulai bekerja

 

·  Fase 3 – Executing

Fase eksekusi mengubah rencana menjadi tindakan. Tugas manajer proyek dalam fase siklus hidup manajemen proyek ini adalah untuk tetap bekerja pada jalurnya, mengatur anggota tim, mengelola jadwal, dan memastikan pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana awal. ahap eksekusi biasanya dilakukan bersamaan dengan tahap kontrol. Tahap ini merupakan tahap dilaksanakannya proyek, mulai dari pembelanjaan sampai konstruksi,mengacu pada output dari tahap perencanaan. Output dari tahap ini diantaranya produk (hasil kerja proyek), dokumen kontrol mulai dari kontrol administrsi, kontrol kualitas, kontrol tenaga kerja, kontrol material, kontrol jadwal, sampai pada kontrol keuangan proyek, laporan-laporan, risalah rapat, hasil tes dan inspeksi dan lain-lain yang menggambarkan pelaksanaan proyek. Segala hal dalam tahap ini harus terdokumentasikan dengan baik untuk keperluan tahap selanjutnya. Langkah-langkah untuk fase pelaksanaan proyek dapat mencakup hal-hal berikut:

·   Membuat tugas dan mengatur alur kerja

·   Memberi pengarahan kepada anggota tim tentang tugas

·   Berkomunikasi dengan anggota tim, klien, dan manajemen tingkat atas: Memberikan pembaruan kepada stakeholder kepentingan proyek di semua tingkatan

·   Memantau kualitas kerja: Memastikan anggota tim memenuhi waktu dan sasaran kualitas mereka untuk tugas

·   Mengelola anggaran: Memantau pengeluaran dan menjaga proyek tetap pada jalurnya dalam hal aset dan sumber daya

 

·  Fase 4 – Closure

Tahap closing atau penyelesaian proyek merupakan tahap akhir dari sebuah proyek, tahap ini terdiri dari serahterima dan masa perawatan, serahterima umumnya dibagi dua tahap, tahap pertama setelah pekerjaan konstruksi selesai dan siap digunakan dan selanjutnya setelah masa perawatan selesai. Output dari tahap ini adalah final dokumen yang berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar final (as built drawing), manual operasi dan berita acara serah terima. Langkah-langkah untuk fase penutupan proyek dapat mencakup hal-hal berikut:

·   Menganalisis kinerja proyek: Menentukan apakah tujuan proyek terpenuhi (tugas selesai, tepat waktu dan sesuai anggaran).

·   Menganalisis kinerja tim: Evaluasi bagaimana kinerja anggota tim, termasuk apakah mereka memenuhi tujuan mereka bersama dengan ketepatan waktu dan kualitas kerja

·   Mendokumentasikan penutupan proyek: Pastikan bahwa semua aspek proyek diselesaikan tanpa sisa dan memberikan laporan kepada stakeholder

·   Melakukan tinjauan pasca implementasi: Melakukan analisis akhir proyek, dengan mempertimbangkan pelajaran yang dipetik untuk proyek serupa di masa mendatang

·   Akuntansi untuk anggaran yang digunakan dan yang tidak digunakan: Alokasikan sumber daya yang tersisa untuk proyek masa depan

 

Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak

Pengertian metode pengembangan perangkat lunak adalah sebuah cara teratur untuk merancang atau meningkatkan fungsi sebuah program agar pengguna lebih mudah dalam mengoperasikan komputer.

 

Metode Waterfall (Air Terjun)



Menurut Pressman (2012) Model Waterfall (model air terjun) merupakan suatu model pengembangan secara sekuensial. Model Waterfall bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah perangkat lunak. Metode waterfall adalah salah satu jenis model pengembangan aplikasi dan termasuk ke dalam classic life cycleyang mana menekankan pada fase yang berurutan dan sistematis. Disebut waterfall karena untuk model pengembangannya, dapat dianalogikan seperti air terjun, dimana setiap tahap dikerjakan secara berurutan mulai dari atas hingga ke bawah. Berikut ini tahapan umum metode waterfalll :

1. Requirement

Tahapan metode waterfall yang pertama adalah mempersiapkan dan menganalisa kebutuhan dari software yang akan dikerjakan. Informasi dan insight yang diperoleh dapat berupa dari hasil wawancara, survei, studi literatur, observasi, hingga diskusi.

2. Design

Tahap yang selanjutnya adalah pembuatan desain aplikasi sebelum masuk pada proses coding. Tujuan dari tahap ini, supaya mempunyai gambaran jelas mengenai tampilan dan antarmuka software yang kemudian akan dieksekusi oleh tim programmer.

3. Implementation

Tahapan metode waterfall yang berikutnya adalah implementasi kode program dengan menggunakan berbagai tools dan bahasa pemrograman sesuai dengan kebutuhan tim dan perusahaan. Jadi, pada tahap implementasi ini lebih berfokus pada hal teknis, dimana hasil dari desain perangkat lunak akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman melalui tim programmer atau developer.

4. Integration and Testing

Tahap yang keempat, masuk dalam proses integrasi dan pengujian sistem. Pada tahap ini, akan dilakukan penggabungan modul yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Setelah proses integrasi sistem telah selesai, berikutnya masuk pada pengujian modul. Yang bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat lunak sudah sesuai dengan desain, dan fungsionalitas dari aplikasi apakah berjalan dengan baik atau tidak. Jadi, dengan adanya tahap pengujian, maka dapat mencegah terjadinya kesalahan, bug, atau error pada program sebelum masuk pada tahap produksi. Orang yang bertanggung jawab untuk melakukan testing adalah QA (Quality Assurance) dan QC (Quality Control).

 

Kelebihan Metode Waterfall

·  Rangkaian Kerja Jelas

·  Berkomitmen Pada Tujuan Akhir

 

Kelemahan

·  Tidak Bisa Melihat Gambaran Sistem

·  Sistem baru akan terlihat ketika seluruh rangkaian telah berjalan. Klien bisa melihat aplikasi dalam bentuk real pada akhir tahapan.

·  Membutuhkan waktu yang lebih lama

 

 

Metode RAD (Rapid Aplication Development)





Menurut Kendall (2010), RAD adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak. Berikut ini tahapan umum metode RAD :

·  Fase Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)

Fase ini merupakan fase pertemuan antara penganalisis dan pengguna untuk mengidentifikasikan tujuan dari sistem yang akan dibangun serta mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang akan timbul untuk mencapai tujuan tersebut serta menganalisa semua sistem yang dibutuhkan oleh pengguna.

 

·  Fase RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)

Fase ini merupakan fase dalam bentuk workshop desain RAD antara penganalisis dan pemrogram untuk merancang sebuah sistem yang akan dibangun. penganalisis dan pemrogram saling bekerja sama dalam mebangun sistem dan menunjukan representasinya dalam bentuk visual desain dan pola kerja kepada pengguna sistem. Pada fase ini juga pengguna merespon prototipe yang telah dirancang. Penganalsis dan pemrogram dapat memperbaiki serta menganalisis modul modul yang dirancang berdasarkan dari respon pengguna sistem.

 

·  Fase Instruction (Konstruksi)

Fase Konstruksi merupakan fase eksekusi dalam bentuk pembuatan script program dan merupakan kelanjutan dari fase kedua. Pada fase ini juga menunjukkan platform, hardware, dan software yang digunakan. Setiap desain yang dibuat pada fase sebelumnya, akan ditingkatkan dengan menggunakan perangkat RAD. Setelah fungsi baru tersedia, fungsi baru tersebut ditunjukan kepada pengguna untuk mendapatkan interaksi dan revisi, selanjutnya penganalisis akan melakukan perubahandalam setiap desain aplikasi berdasakan instruksi dari pengguna.

 

·  Fase Implementation (Implementasi)

Fase ini penganalisis berkerja dengan para pengguna secara intensif selama workshop berlangsung, dan merancang beberapa aspek dan nonteknis yang dibutuhkan. Segera setelah aspekaspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasii (Kendall, 2006).

 

Kelebihan

·  Waktu pengembangan aplikasi bisa lebih cepat dan efektif. 

·  Aplikasi dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan keinginan user.

·  Kebutuhan aplikasi bisa berubah sewaktu-waktu.

 

Kekurangan

·  Hanya cocok untuk proyek yang waktunya singkat.

·  Hanya cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi secara modular (fokus ke suatu fitur untuk dijadikan module terpisah).

·  Sulit diterapkan untuk mengembangkan aplikasi besar.

 

 

Kesimpulan

·  SLDC (System Development Life Cycle) memiliki 6 tahapan yaitu,Planning (Perencanaan),Analysis (Analisis),Design (Desain),Implementation (Implementasi),Testing & Integration (pengetesan dan pengintegrasian) , serta Maintenance (perawatan)

·  Project Development Life Cycle memiliki 4 Fase yaitu :

o   Fase Initiation (Output tahap inisiasi diantaranya dokumen proyek yang berisikan namaproyek, biaya proyek dan penunjukan manejer proyek)

o   Fase Planning (Output dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek, gambar detail disain, skop pekerjaan, data teknis, jadwal proyek dll)

o   Fase Executing ( Output dari tahap ini diantaranya produk (hasil kerja proyek), dokumen kontrol mulai dari kontrol administrsi,laporan-laporan,dll)

o   Fase Closure (Output dari tahap ini adalah final dokumen yang berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar final (as built drawing), manual operasi dan berita acara serah terima.)

 

Sekian tulisan saya di blog kali ini,maaf jika banyak kekurangan jika ada yang salah boleh komentar dibawah. Semoga bermanfaat. Sampai ketemu minggu depan.

 

Sumber :

https://www.academia.edu/24033089/Manajemen_Proyek_Project_Life_Cycle

https://salamadian.com/sdlc-system-development-life-cycle/

http://projectmedias.blogspot.com/2014/01/mengenal-siklus-proyek-project-life.html

https://salamadian.com/metode-pengembangan-perangkat-lunak/

https://salamadian.com/metode-waterfall/

 




Komentar